Frozen
Film ini menduduki puncak tangga film terlaris di tahun 2013. Dengan biaya pembuatan US$ 150 juta, ia berhasil meraih pemasukan senilai US$ 1,2 milyar! Nilai tepatnya US$1,274,219,009 dari penayangan di layar bioskop seluruh dunia. Pemasukan box office ini belum menghitung penjualan merchandise dan cakram padatnya.
Dahsyat sekali keuntungan yang diraihnya. Bisa jadi karena peluncurannya menjelang musim liburan Natal. Bisa juga karena di ranah film animasi, ia nyaris tak banyak pesaing. Namun yang pasti, pangsa film animasi memang menggiurkan. Buktinya di tahun 2013, selain Frozen, ada film animasi lain yang masuk sepuluh besar. Bahkan ia menduduki peringkat ketiga, yaitu Despicable Me 2.
Jalan Cerita
Kisah film ini sendiri sederhana sekali, mengangkat tema universal yang paling digemari: cinta. Tetapi ada kejutan bagi pemirsa, karena bukan cinta romansa ala pria dan wanita yang ditampilkan, melainkan cinta sejati dalam bentuk lain.
Di negeri Arandelle, ada dua orang putri kakak-beradik. Sewaktu kecil, putri sulungnya Elsa dianugerahi kemampuan mengubah apa pun menjadi es atau disebut cyrokinetic Hal itu menyenangkan baginya dan bagi adiknya, Anna. Hingga satu ketika, di malam hari saat mereka berdua keluar kamar tidur dan bermain di aula dengan Elsa mengubah ruangan itu menjadi taman bersalju, adiknya Anna yang meluncur terlalu cepat tak mampu dihentikan oleh Elsa yang gagal menciptakan tumpukan salju sebagai sarana peluncuran. Celakanya, “tembakan” salju-nya malah mengenai kepala adiknya yang langsung sekarat karena membeku.
Raja dan Ratu Arandelle, orangtua Elsa dan Anna, berlari mencari bantuan dari Raja Throll, sejenis makhluk yang bisa menyamar sebagai batu. Grand Pabbie sang Raja Troll menyembuhkan Anna dengan konsekuensi menghapus memorinya tentang kemampuan kakaknya.
Setiba di istana, kedua orangtuanya yang kuatir pada kemampuan putri sulungnya memutuskan menutup istana. Mereka berdua kemudian pergi ke seberang lautan untuk mencari alternatif penyembuhan. Tetapi malang tak dapat ditolak, kapalnya karam dan keduanya wafat. Hal itu meninggalkan kondisi kerajaan Arandelle tanpa penguasa, karena Putri Elsa belum dewasa. Ia pun mengurung diri di kamar bertahun-tahun karena kuatir mencederai adiknya lagi. Tetapi bukannya makin bisa dikontrol, kekuatan Elsa malah bertambah.
Sehingga pada hari pemahkotaan dirinya sebagai Ratu Arandelle yang baru, Elsa malah membuat takut khalayak. Sebabnya sederhana sebenarnya, karena Anna memaksa meminta izinnya untuk menikah dengan Prince Hans of the Southern Isles. Konyolnya, sang pangeran baru ditemuinya hari itu juga, karena selama bertahun-tahun sang putri memang tidak diperbolehkan keluar istana. Karena itulah Elsa menolak memberi izin atas cinta spontan Anna. Tetapi karena Anna mendesak dan merebut sarung tangan Elsa, maka kegusaran Elsa berubah menjadi malapetaka saat cyrokinetic-nya keluar.
Dihasut oleh Duke of Weselton, rakyat pun jadi takut pada Ratunya sendiri. Demi menyelamatkan rakyat dari kekuatannya, Elsa pun lari ke gunung. Di sana, ia malah mengeksplorasi kekuatannya dan membangun istana dari salju dalam sekejap mata. Maka, bertahtalah ia sebagai “The Snow Queen” atau Ratu Salju.
Anna yang merasa bersalah telah menyebabkan kakaknya pergi dari istana, bertekad mencarinya. Ia mendelegasikan pemerintahan kepada Pangeran Hans. Selama Anna dan Elsa pergi, terjadi musim dingin dahsyat akibat kekuatan Elsa. Hans pun berinisiatif membantu rakyat dengan membagikan selimut. Bahkan ia juga membuka pintu istana dan menyediakan makanan hangat.
Sendirian, Anna menunggang kuda menuju pegunungan. Hingga pada batas kudanya tak mampu lagi menempuh perjalanan dan disuruhnya kembali. Elsa meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki hingga kelelahan dan beristirahat di sebuah kedai milik Oaken bernama Wandering Oaken’s Trading Post and Sauna. Di sanalah ia kemudian bertemu Kristof, seorang pencacah es (iceman) yang menggunakan rusa gunung sebagai pengangkut balok-balok esnya. Rusa ini bisa berbicara tetapi hanya kepadanya, namanya Sven. Saat inilah kita baru tahu makna adegan pembuka di awal film yang menunjukkan pekerjaan para iceman, dimana Kristof kecil dan Sven sudah ikut-ikutan meniru bekerja para iceman dewasa.
Tergiur oleh imbalan, Kristof yang miskin menerima permintaan Anna yang menyuruhnya menemani mencari Elsa. Di perjalanan, mereka bertemu dengan Olaf, karakter fiktif yang sebenarnya ciptaan Elsa saat Anna kecil untuk menghiburnya. Saat menjadi “Ratu Salju”, Elsa kembali menciptakan Olaf yang justru kemudian berkelana keluar istana. Paradoksnya, Olaf justru merindukan musim panas, meskipun itu justru akan membuatnya meleleh.
Akhirnya Anna dan Kristof yang menaiki kereta salju yang ditarik Sven berhasil mencapai istana salju yang dibuat Elsa. Tetapi upayanya membujuk Elsa gagal, Dalam ketakutannya melukai Anna, kembali tembakan salju Elsa malah tanpa sengaja mengenai hati adiknya. Pada akhirnya, mereka malah harus lari dari monster salju ciptaan Elsa. Dalam perjalanan, Kristof melihat kalau rambut Anna memutih, sehingga ia berbelok ke tempat tinggal para troll. Ternyata, Kristof adalah anak angkat keluarga Troll dan disambut gembira bak anak hilang yang pulang. Para troll juga sempat salah mengira bahwasanya Anna adalah calon istri Kristof. Di segmen ini, penonton bisa menyaksikan ‘paduan suara’ Troll dengan lagunya yang keren. Akhirnya setelah kesalahpahaman bisa diatasi, Raja Troll Grand Pabbie memberikan petunjuk bahwa Anna hanya bisa sembuh dengan “act of true love” atau “tindakan cinta sejati”. Karena tahu bahwa Anna punya kekasih di istana, maka Kristof pun memacu Sven untuk segera kembali ke Arandelle.
Sementara itu, karena kuatir pada keselamatan Anna, Hans membentuk kelompok sukarelawan untuk menyusul. Celakanya, di dalamnya ada dua orang prajurit kepercayaan Duke of Weselton yang ditugas membunuh Elsa apabila ditemukan oleh Anna. Dengan menguntit Anna, mereka akhirnya berhasil menemukan istana salju. Elsa marah sekali melihat ada dua orang hendak membunuhnya. Maka, dengan kekuatannya ia malah berbalik mengancam dua prajurit utusan Duke of Weselton. Tetapi justru ia terjebak pada keraguannya untuk menyerang musuh yang menyebabkan dirinya justru jatuh pingsan. Elsa ditangkap dan dipenjarakan di Arandelle.
Anna dan Kristof berhasil mencapai istana, tetapi di gerbang Kristof dihadang dan diusir pulang. Ketika bertemu Hans, Anna memohon untuk menciumnya sebagai “tindakan cinta sejati”. Tetapi Hans menolak dan watak aslinya keluar. Ia menyatakan mendekati Anna dan berniat menikahinya semata untuk menguasai tahta kerajaan Arandelle saja. Anna begitu kecewa. Ia bahkan tak tahu Hans mengkudeta kekuasaan dan menyatakan Elsa sebagai pengkhianat karena dianggap mencoba membunuh adiknya.
Saat akan dihukum mati, Elsa berhasil melarikan diri. Ia berusaha kembali ke istananya di puncak gunung es. Tetapi Hans mengejarnya dan berniat membunuhnya sendiri. Sementara itu, Olaf berhasil menyusup masuk istana. Ia menemui Anna dan mengungkapkan bahwa Kristof mencintainya sepenuh hati. Menyadari hal itu, berdua mereka mencari Kristof untuk mematahkan kutukan. Di sisi lain, Kristof pun sadar bahwa Anna sedang dalam bahaya, dan ia pun berbalik lagi ke Arandelle.
Menghadapi Hans yang bersikeras hendak membunuhnya, Elsa menciptakan badai salju yang justru mempertemukan Kristof dan Anna. Saat mereka bertemu, Anna justru sadar pada bahaya yang mengintai kakaknya Elsa. Maka, ia pun mencari mereka dan melihat Elsa hendak ditusuk pedang oleh Kristof. Ia menempatkan diri di tengah untuk menyelamatkan kakaknya, tetapi justru ia terkena tembakan salju dari Elsa dan membeku menjadi patung salju.
Elsa menyesali kejadian itu, tetapi saat ia berduka, perlahan es di tubuh Anna mencair. Tindakan heroiknya dianggap sebagai “tindakan cinta sejati” sehingga melunturkan kutukan. Akhir kisah dongeng ini jelas “bahagia selamanya”: Elsa dan Anna kembali bersama dengan Elsa bertahta sebagai Ratu. Hans dideportasi ke Southern Isles untuk menunggu hukuman atas pengkhianatannya kepada keluarga kerajaan dan hubungan dagang dengan Weselton diputus. Elsa kini menyadari bahwa “cinta” merupakan cara untuk mengontrol kekuatannya.
Kritik Film
Meskipun warnanya cenderung duochrome putih dan biru saja, tidak mengurangi keindahan animasinya. Banyak kritikus yang menganggap ini film animasi terbaik keluaran Disney. Secara pribadi, saya lebih menyukai Finding Nemo (2003) yang full-colour. Tetapi selera pasar rupanya menyukai kesederhanaan cerita. Dan ada satu kelebihan film ini, yaitu soundtrack-nya yang keren. Selain filmnya menyabet berbagai penghargaan, lagu temanya yaitu Let It Go juga diganjar Academy Awards (Oscar).
Bagi yang pernah mengenal nama Hans Christian Andersen, kisah film ini berasal dari salah satu ceritanya: The Snow Queen. Tetapi, ada perbedaan sangat besar dengan dongeng aslinya. Karena di sana, Elsa adalah tokoh antagonis dengan Anna adalah protagonis. Sementara di film ini, Elsa tidaklah jadi antagonis karena ia mendapatkan kekuatan itu bukan atas kemauannya. Penonton malah diajak simpati pada kesulitannya untuk mempertahankan diri. Dan pada akhirnya, keduanya malah jadi hero. Peran antagonis jatuh pada Duke of Weseltno. Dan ditambah seorang lagi yang tak diduga, adalah justru Pangeran Hans.
Dalam kisah H.C. Andersen, kisah ini juga gelap, bahasa Inggrisnya dark tales. Penggambaran the Snow Queen-nya lebih mirip the White Witch dalam Narnia-nya C.S. Lewis. Tetapi di sini, sutradara Chris Buck dan Jennifer Lee mengubahnya menjadi lebih baik. Malah, kekuatan Elsa yang bisa dipandang sebagai “double jeopardy” atau pisau bermata dua atau dua sisi mata uang, anugerah atau kutukan, justru dipandang sebagai suatu takdir yang mau tak mau harus diterima apa adanya.
Justru itulah kekuatan cinta yang akhirnya dibuktikan di akhir film. Bahwasanya kalau kita mencintai seseorang dengan tulus, kita akan mengorbankan apa pun, termasuk diri sendiri baginya. Serta pada saat bersamaan, justru menerimanya sebagaimana adanya dengan segala kekuatan dan kelemahannya.
Film ini perfect, nyaris tanpa cela. Walau bagi saya durasi 102 menit terasa terlalu cepat berlalu. Jelas sangat layak dikoleksi cakram padatnya. Apalagi ia memecahkan banyak rekor dunia di bidang perfilman, termasuk menjadi film animasi terlaris sepanjang masa. Fenomenanya mengejutkan banyak kritikus yang salah memprediksi penerimaan pasar. Nilai moralnya pun baik untuk diajarkan kepada anak-anak.
Catatan: klik pada gambar poster di kiri atas untuk melihat trailer-nya.