Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/resensib/public_html/wp-content/plugins/seo-ultimate/modules/class.su-module.php on line 1195
Life of Pi | Resensi Film-Bhayu MH

Resensi Film-Bhayu MH

Life of Pi

Year : 2012 Director : Ang Lee Running Time : 127 minutes Genre : , , , , , ,
Movie review score
5/5

Life of PiSewaktu membaca novel karya Yann Martel ini , saya sudah membayangkan betapa kerennya kalau difilmkan. Dan akhirnya “impian” saya itu terwujud. Apa yang satu dekade lalu mungkin sulit diwujudkan dalam film, kini dengan kemajuan teknologi semuanya bisa terwujud. Pemandangan visual yang bukan sekedar memukau, tapi menggetarkan mata. Tentu saja pengalaman itu bertambah dengan kedahsyatan tata suara Dolby. Well, tapi kita di sini tidak hendak membahas soal merek bukan? 😉

Alur cerita film hampir sama persis dengan alur cerita dalam novelnya. Dimulai dari narasi seseorang penulis Kanada yang sedang mencari ide. Lalu penulis itu diberitahu seorang Indian yang bertemu seseorang di Montreal bahwa ia bertemu orang bernama Pi. Jadi, kisah ini adalah cerita dalam cerita dalam cerita. Tiga lapis cerita. Apa yang membuat sang penulis Kanada itu tertarik –diduga itu adalah manifestasi dari Yann Martel sendiri- adalah “promosi” sang Indian bahwasanya cerita Pi itu akan membuatnya percaya Tuhan. Maka, sang penulis pun mendengarkan cerita sang Indian yang bercerita mendaku sebagai orang pertama: Pi.

Watch-Life-of-Pi-Online-Download-Movie-1000x500Film dimulai dari narasi Pi sendiri, yang mengisahkan masa kecilnya sebagai anak penjaga kebun binatang di Pondicherry, India. Wilayah ini masih jadi bagian dari kekuasaan Prancis dan belum dilepaskan hingga 1954. Pi sangat menyukai binatang, bahkan tertarik pada binatang buas. Satu ketika ada harimau Bengali yang masuk jadi koleksi kebun binatang. Harimau itu diberi nama Thirsty oleh pemburu Inggris bernama Richard Parker. Namun karena kebodohan petugas, justru label namanya terbalik dan malah si harimau akhirnya dikenal sebagai Richard Parker.

Nama Pi sendiri diberikan oleh pamannya yang begitu gemar mencoba berbagai kolam renang. Dan satu ketika ia terpukau dengan keindahan sebuah kolam renang di Paris. Pischine Molitor namanya. Maka, kemudian nama itu disematkan kepada keponakannya. Sayangnya, teman-teman Pi saat SD mem-bully-nya dengan panggilan “Pissing” alias “pipis”. Dengan susah payah Pi mencoba merubah image-nya dengan meminta teman-temannya memanggilnya “Pi” saja. Ini menurutnya sama dengan teorema matematika untuk ukuran 3,14 yang dilambangkan dengan alfabet Yunani “π” yang dibaca “Pi”.

Pi remaja mengalami guncangan iman. Ia melihat agama Hindu sebagai agama mayoritas di India yang juga dianut keluarganya kurang bisa menjawab pertanyaan. Maka, saat melihat umat Nasrani beribadat, Pi pun tergerak untuk berinteraksi bahkan menirunya. Demikian pula saat ia melihat umat Muslim. Maka, Pi pun memadukan tiga agama itu dalam hidup sehari-harinya. Tampak lucu, tapi juga ironis. Ternyata ketiga agama yang pengikutnya sering menumpahkan darah itu bisa disinkretiskan dengan mudah dan sederhana oleh Pi.

Sampai tibalah satu momentum dalam hidup Pi yang kelak membuat segalanya berubah. Ayahnya memberitahu bahwa kebun binatang mereka harus tutup. Seluruh binatang tersisa akan dibawa dan dijual ke Kanada. Tentu saja Pi, ayah dan ibunya juga ikut. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Kapal yang ditumpangi Pi tenggelam. Seluruh penumpangnya tewas. Hanya Pi yang selamat.Tapi ia tak sendirian. Di sekoci karet penyelamat itu ternyata ada pula beberapa binatang. Mereka adalah seekor orang-utan, seekor zebra, seekor hyena dan… Richard Parker si macan Bengali!

life-of-pi_0Kisah selanjutnya adalah bagaimana Pi berbagi tempat yang sangat sempit dengan hewan-hewan itu. Terutama sekali dengan si macan yang jelas kelaparan dan memangsa satu per satu penghuni sekoci karet penyelamat itu. Nyawa Pi pun terancam. Selama hampir satu tahun Pi berjuang di laut, bertahan hidup dari segala marabahaya. Akankah ia berhasil? Melihat awal film yang memperlihatkan Pi saat sudah tua bercerita, tentu penonton akan tahu bahwa Pi berhasil selamat. Tapi bagaimana? Nah, itulah asyiknya. Ceritanya sangat memikat hingga membuat saya berusaha menahan mata agar tidak berkedip. Semata agar tak terlewat tampilan visualnya yang memukau dan alurnya yang cepat.

life-of-pi02Setelah Finding Nemo (2003) dan Avatar (2010), baru kali inilah saya terkagum-kagum menyaksikan film kartun atau animasi. Walau tentunya ini lebih mirip Avatar karena ada character manusianya dibandingkan Finding Nemo yang “fully animated”. Bagaimana sutradara dan timnya menghidupkan pulau misterius yang hidup dan memakan apa yang ada di atasnya saat malam, namun memberikan kesegaran kehidupan saat siang, terlihat begitu luar biasa. Bayangan imajinasi saya saat membaca novelnya benar-benar mampu diwujudkan menjadi tampilan visual yang indah. Demikian pula saat Pi berada di laut bertemu dengan berbagai hewannya yang menakjubkan, sangat membuat saya terpukau. Pendeknya, bagi Anda yang ingin mencari “makna hidup”, film ini sangat patut dipertimbangkan. Tapi bagi yang “nggak mau capek mikir”, keindahan visual dan tata suara film ini juga masih sangat layak sebagai hiburan.

 

Catatan: klik pada gambar poster di kiri atas untuk melihat trailer-nya.

One Response so far.

  1. Jessica says:

    Filmnya emang keren. Pas sama bukunya.

Leave a Reply