Warning: "continue" targeting switch is equivalent to "break". Did you mean to use "continue 2"? in /home/resensib/public_html/wp-content/plugins/seo-ultimate/modules/class.su-module.php on line 1195
Resensi review ulasan film movie theatre World War Z Brad Pitt

Resensi Film-Bhayu MH

World War Z

Year : 2013 Director : Marc Forster Running Time : 116 minutes Genre : , , , , , , ,
Movie review score
4/5

Jalan Cerita

WW-ZDi awal film, keluarga Gerry Lane tengah berada di dalam mobilnya di kepadatan lalu-lintas Philadelphia-Pennsylvania. Tiba-tiba satu motor polisi melintas dan menabrak spion kiri mobil Gerry hingga patah. Saat ia keluar, justru ada dua motor polisi lain melintas ke arah berlawanan. Dan di situlah kekacauan dimulai. Terjadi serangan zombie yang dengan cepat menyebar, menggigiti orang-orang dan dengan demikian menulari mereka. Semua yang masih belum tertular berlarian panik, dikejar oleh para undead, mayat hidup alias zombie. Gerry berupaya menyelamatkan keluarganya dengan mengikuti sebuah truk yang remnya blong sehingga menerobos kemacetan. Walau mobil mereka kemudian bertabrakan dengan sebuah ambulans, Gerry mengambil alih sebuah caravan yang ditinggalkan pemiliknya untuk meneruskan perjalanan.

Di tengah perjalanan, Gerry Lane dihubungi oleh Thierry Umutoni, Deputi Sekertaris Jenderal PBB. Karena ia pernah bekerja sebagai penyidik lapangan lembaga dunia itu dan perannya dibutuhkan, maka PBB berjanji mengirimkan helikopter untuk menjemputnya. Ketika mereka berhasil mencapai Newark-New Jersey, keadaan kota itu kacau-balau. Terjadi penjarahan dan pembunuhan di mana-mana. Mereka masuk ke hypermarket untuk mencari obat asma bagi putri sulungnya Rachel. Namun, saat keluarga Lane keluar, ternyata caravan mereka dicuri orang.

Atas saran istrinya Karin, mereka berempat menuju ke sebuah apartemen. Di sana, mereka harus menghadapi zombie lagi. Namun, putri bungsu mereka Constance meminta dibukakan pintu di salah satu kamar. Dan akhirnya keluarga Thomas berkenan menampung mereka hingga pagi. Saat pagi tiba, keluarga Lane bersiap ke atap gedung dan mengajak keluarga Thomas, tapi Thomas menolak. Perjalanan ke atap gedung tidak mudah, mengingatkan saya pada film Cloverfield. Saat hampir sampai puncak, satu zombie menghalangi Gerry hingga ia nyaris gagal. Di saat kritis itulah, Tommy –anak Thomas- menembaknya. Rupanya, kamar apartemen keluarga itu telah diterobos zombie.

world-war-z-familyMereka sekeluarga plus Tommy diselamatkan dengan helikopter menuju USS Argus, kapal komando PBB yang berada di Laut Atlantik. Di sana, mereka mendapatkan penjelasan mengenai kemungkinan mencegah epidemi meluas adalah dengan mencari penyebab pertamanya. Dengan demikian, bisa dibuatkan vaksi dari virus pertama itu. Gerry diminta mengawal Dr. Andrew Fassbach, seorang virolog (ahli virus) dari Harvard untuk mencarinya ke Korea Selatan. Karena di sanalah konon virus itu pertama kali menyerang.

Ketika mereka tiba di Camp Humphreys, pangkalan militer AS di Korea Selatan, ternyata markas militer itu juga telah diserang zombie. Saat regu US Navy SEALS sedang mencoba melindungi tim, Fassbach yang ketakutan berlari kembali ke dalam pesawat C-130 Spectre yang mengangkut mereka. Namun, ia terpeleset dan pistol yang dipegangnya tertarik pelatuknya sehingga meledakkan kepalanya sendiri. Dengan tewasnya Fassbach, Gerry mencoba meneruskan tugasnya.

Dari pasukan pertahanan pangkalan yang tersisa, mereka mendapatkan keterangan mengenai munculnya virus itu. Kapten Speke menerangkan bahwa dokter pangkalanlah yang menulari mereka semua saat membawa seorang prajurit yang hilang kembali ke markas. Prajurit itu lantas menggigit sang dokter dan menjangkiti beberapa orang, termasuk seorang kolonel komandan mereka. Namun, keterangan paling penting justru datang dari seorang tahanan. Dia adalah mantan agen lapangan CIA yang ditahan karena menjual senjata ke Korea Utara. Ia menerangkan bagaimana Korut mengatasi penularan dengan mencabuti gigi seluruh warganya. Tapi yang terpenting justru informasi bahwa Israel berhasil mencegah penularan masuk ke negaranya dengan membangun tembok tinggi dan menutup perbatasan negerinya sebelum penyakit aneh itu mewabah. Menurut sang mantan agen CIA itu, Gerry harus menemui Jurgen Warmbrunn.

This publicity image released by Paramount Pictures shows a scene from "World War Z."  The zombies in “World War Z” move with Carl Lewis speed and a swarm-like mentality inspired in part by rabid dogs, furthering the eternal fan debate over whether the walking dead should actually run. (AP Photo/Paramount Pictures)

This publicity image released by Paramount Pictures shows a scene from “World War Z.” The zombies in “World War Z” move with Carl Lewis speed and a swarm-like mentality inspired in part by rabid dogs, furthering the eternal fan debate over whether the walking dead should actually run. (AP Photo/Paramount Pictures)

Gerry pun bertekad pergi ke Israel. Namun, terjadi ‘kecelakaan’ saat mereka berusaha masuk kembali ke pesawat diam-diam. Lengan baju Gerry tersangkut kawat berduri, ditambah lagi tiba-tiba istrinya menelepon. Para zombie yang tertarik dengan suara terbangun dan menyerang mereka. Gerry berhasil naik ke atas pesawat bersama co-pilot-nya, tapi Kapten Speke terkena gigitan zombie.

Sesampai di Israel, Gerry menemui Jurgen Warmbrunn. Nama itu ternyata adalah Kepala Mossad, dinas rahasia Israel. Jurgen menerangkan bahwa mereka berhasil menyadap komunikasi rahasia seorang jenderal India yang menyebutkan mereka sedang melawan “rakshasa” yang diterjemahkan menjadi “zombie”. Karena itulah Israel kemudian mengarantina negaranya terutama ibukotanya Jerusalem.

Berbeda dengan hari-hari biasanya, Israel justru membuka lebar-lebar pintu perbatasannya. Alasannya, satu jiwa yang mereka selamatkan berarti berkurang satu zombie untuk mereka lawan. Namun, para pengungsi yang bergembira menyetel loudspeaker terlalu keras. Hal ini memancing para zombie untuk memanjat tembok dengan membentuk ‘tangga hidup’. Tembok setinggi sepuluh meter berhasil mereka panjat dan zombie itu pun masuk ke Jerusalem.

Satu regu tentara diperintahkan Warmbrunn untuk mengawal Gerry kembali ke pesawat. Mereka nyaris gagal, apalagi seorang di antara mereka sempat digigit zombie telapak tangannya. Dalam upaya untuk mencegah prajurit itu berubah, Gerry mengambil pisau dan memotong pergelangan tangan sang prajurit yang seorang wanita. Dan itu berhasil. Namun, sesampai di pangkalan udara, pesawat angkut C-130 Spectre yang membawa Gerry dari Korea Selatan kabur karena pilotnya ketakutan. Sehingga Gerry dan sisa pasukan pengawalnya mencegat pesawat komersial Belarus Airways yang hendak tinggal landas. Gerry dan prajurit wanita yang tangannya dibuntungi itu naik ke atas pesawat. Saat sudah duduk baru mereka berdua saling memperkenalkan diri dan sang prajurit mengaku bernama “Segen”.

Di atas pesawat, Gerry menelepon telepon satelit genggam yang dipegang istrinya dan memintanya agar diberikan kepada Thierry. Gerry menerangkan mengenai hipotesanya bahwa virus aneh penyebab mutasi zombie itu tidak akan menyerang orang yang sedang sakit. Ia menanyakan letak fasilitas riset organisasi kesehatan seperti CDC atau WHO. Thierry lantas memberitahu pilot tujuan terdekat mereka adalah bandar udara Cardiff di Wales.

Tanpa disadari, ada satu zombie ‘ngumpet’ di lemari dan menulari seisi pesawat. Gerry terpaksa meledakkan granat milik Segen agar para zombie itu tersedot keluar pesawat. Tapi akibatnya pesawat itu jatuh dan kandas. Keduanya selamat, tapi terluka cukup parah. Dibantu Segen, Gerry akhirnya berhasil sampai di fasilitas riset WHO. Ia pingsan selama tiga hari di sana dan dirawat oleh para staf. Saat sadar, Gerry memberitahu mereka siapa dirinya dan meminta mereka menghubungi Thierry untuk mengkonfirmasi. Hanya saja ia kecewa ternyata istri dan kedua anaknya beserta Tommy sudah ‘diusir’ dari atas USS Argus. Itu karena Thierry mengira Gerry sudah tewas. Tapi ia diyakinkan bahwa keluarganya tetap selamat sehingga ia mau melanjutkan misinya.

Kepada staf WHO, Gerry menerangkan hipotesanya kembali. Virus aneh mutasi rabies yang menyebabkan zombie itu diduga membutuhkan inang tubuh manusia yang sehat. Gerry ingat bahwa seorang anak kurus dan sakit di Yerusalem dilewati begitu saja oleh rombongan zombie, juga seorang kakek tua-renta dan prajurit di Camp Humphreys yang kakinya pincang tidak menjadi mangsa zombie. Ia juga ingat pesan Fassbach di pesawat tentang kemungkinan virus ini sulit dicari obatnya, tapi yang terpenting adalah ‘bersembunyi’ dari penularannya.

Staf WHO yang tersisa memutuskan untuk mencoba kemungkinan hipotesa itu. Sayangnya, seluruh contoh virus penyakit ada di sayap B, bukan di gedung utama tempat mereka berada. Ada sekitar 80 pegawai di sana yang seluruhnya sudah menjadi zombie. Dibantu oleh pimpinan tim WHO dan Segen, Gerry mencoba masuk ke sana. Setelah melewati sejumlah tantangan, akhirnya Gerry berhasil dan para zombie yang buta itu tidak mencium keberadaannya.

Maka, penemuan itu pun disebarluaskan ke seluruh dunia. Manusia yang masih belum tertular bisa bersembunyi dari deteksi zombie dan menyerang balik. Para zombie dibunuh untuk kemudian mayatnya ditumpuk hingga membukit dan dibakar. Agak ngeri bagi saya karena teringat penggambaran holocaust dalam film-film Perang Dunia II seperti Schindler’s List.

Kritik Film

Semenjak trilogi Resident Evil, I Am Legend dan duo film 28 Days/Weeks After, saya belum melihat film horror bertema apocalypse disebabkan zombie sekeren ini. Beneran deh. Ketegangan terasa di sepanjang film, dan hanya tenang di sekitar 5 menit pertama. Hanya saja, bagi yang berkedip, akan tidak ngeh apa sebabnya para manusia bermutasi menjadi zombie. Bila di serial Resident Evil karena virus baru bernama “T-Virus”, maka di film ini adalah virus yang bermutasi dari virus rabies. Mirip dengan penyebab mutasi di  I Am Legend (2007), dimana mutasi dari virus penyembuh kanker yang disebut Krippin virus, sesuai nama penemunya. Tentu, ini cuma cerita.

Tapi, kelogisan virus ini lebih masuk akal daripada T-Virus atau Krippin virus. Maka, bagi saya jalan cerita film ini lebih seru karena sangat masuk akal. Mirip seperti film Contagion karena virusnya ada di dunia nyata. Saya jadi bergidik memikirkan kemungkinan ini.

file_174139_3_World_War_Z_Banner_City_a_Ex_Cine_1Film ini keren karena detailnya, baik adegan, cerita, pakaian hingga senjata dan peralatan tempur. Penggambaran berbagai kota yang penuh kekacauan juga tampak realistis bak berita saja. Kengerian begitu terasa mencekam. Efek ketegangan yang disajikan juga berekskalasi naik-turun. Ada lebih dari satu klimaks sehingga penonton sempat mengira film berakhir, tapi ternyata belum.

Memang, secara logika ada beberapa yang agak kurang pas. Sebutlah seperti saat Gerry dan Segen meloloskan diri dari kepungan zombie dan masuk ke pesawat. Mengapa anggota pasukan rekan Segen tidak ikut masuk? Dan kenapa pula pilot malah membuang senapan AR-15 yang justru sangat dibutuhkan untuk membunuh zombie? Demikian pula dengan zombie yang bak manusia super, kekuatannya berlipat melebihi manusia. Adegan zombie mendaki tembok pertahanan tinggi Israel dengan cara saling memanjat (lihat gambar di atas) seperti semut, malah agak weirdo. Tetapi rupanya itu justru sengaja dibuat sebagai daya tonjolnya.

Film ini sangat kolosal. Dan tempat-tempat shooting-nya juga tidak biasa. Mulai dari lapangan di Philadephia-Pennsylvania, Laut Atlantik, Korea Selatan, hingga Wales. Tetapi rasanya tak ada yang mengalahkan sensasi melihat Israel yang begitu tertutup dalam film. Mak greng!

Secara komersial, film ini juga sangat sukses. Dengan biaya produksi ‘hanya’ 190 juta dollar AS, pemasukannya melebihi 540 juta dollar AS di seluruh dunia. Pastinya, para sponsor yang menolak berpartisipasi menyesal. Saya memperhatikan ada dua slot yang seharusnya bisa diisi sponsor kosong. Slot itu adalah minuman ringan dan telepon genggam. Ada adegan yang memperlihatkan secara close-up Gerry meminum minuman ringan kaleng dan memencet tombol telepon satelit genggam, tapi keduanya tak ada mereknya. Merek yang terlihat jelas justru hanya pesawat komersial yang mengangkut Gerry dan Segen keluar dari Israel. Kesuksesan ini membuat produsennya yaitu Plan B Entertainment milik sang aktor utama sendiri yaitu Brad Pitt (pemeran Gerry Lane) berencana membuat sekuelnya. Dan kalimat  dari Gerry di akhir film, jelas menandakan hal itu:  “This isn’t the end,” komentar Gerry, “Not even close. Our war has just begun.”

Catatan: klik pada gambar poster di kiri atas untuk melihat trailer-nya.

One Response so far.

  1. Mantap, blognya juga mantap! kembangkan gan

Leave a Reply